Tuesday, January 1, 2008

Bhutto, Global Warming dan Pesawat Jatuh

Tewasnya mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto, akhirnya menutup tragedi politik dunia yang terjadi selama tahun 2007. Bhutto yang seharusnya tampil dalam pemilu 8 Januari mendatang terpaksa harus melanjutkan “warisan” tragis keluarganya. Ayahnya Zulfiqar Ali Bhutto, pendiri Pakistan People Party (PPP), tewas di tiang gantungan setelah digulingkan lawan politiknya, Zia Ul-Haq tahun 1979. Sedangkan kedua kakaknya juga tewas di-“dor” saat meneruskan perjuangan ayahnya. Dan yang terakhir, seorang fanatik menembak dada dan kepala Benazir hingga tewas, yang dilanjutkan dengan aksi bom bunuh diri.

Kematian Bhutto hanyalah satu dari sekian banyak tragedi dunia yang terjadi sepanjang tahun 2007. Selain politik, sosial dan lain – lain, transportasi juga mengisi lembaran hitam tahun Babi.

Tragedi pertama dibuka dari dalam negeri dengan hilangnya pesawat Adam Air di perairan Sulawesi Selatan, tepat di hari pertama 2007. Bangkai pesawat yang mengangkut 102 penumpang termasuk pilot dan kru itu terdeteksi di kedalaman 2.000 meter di bawah permukaan laut. Sementara kotak hitam baru berhasil diangkat pada 27 Agustus, yang selanjutnya dikirim untuk dibaca oleh National Trasnportation Savety Board (NTSB) di Amerika Serikat. Peristiwa ini termasuk salah satu kecelakaan transportasi yang menyita banyak perhatian dunia.

Berlanjutnya kekerasan di Irak pasca invasi Amerika tahun 2003 juga masih menghiasi langit kelam 2007. Menurut berbagai sumber tercatat 2.000 orang tewas pada bulan Januari saja. Dan total sudah mencapai lebih dari 1 juta orang tewas hingga akhir tahun ini, terhitung sejak invasi. Tapi bukan hanya Irak saja yang menyusut jumlah warga negaranya. Amerika pun sudah menyumbang tak kurang dari 3.000 nyawa tentaranya.

Entah kapan Amerika akan mengangkatkan kakinya dari negeri 1001 malam itu. Jangan – jangan Tuhan pun belum tahu kapan waktu yang tepat untuk menendang pantat Paman Sam.

Amerika tidak hanya mengirim teror ke negara jajahannya. Pada 16 April, 33 orang tewas dan banyak lagi lainnya yang mengalami luka – luka, setelah seorang pria bersenjata melakukan penembakan membabi – buta di Universitas Viriginia Tech. Indonesia turut berduka dalam peristiwa ini, karena satu orang WNI yang sedang menyelesaikan program S2 bernama Partahi Mamora Halomoan Lumbantoruan, ikut tewas. Penembakan di Virginia ini menyumbang jumlah korban tewas terbanyak dalam peristiwa serupa yang pernah terjadi di Amerika Serikat.

Mei, Juni tidak ada peristiwa yang terlalu menggemparkan. Tapi pada bulan Juli aksi kekerasan di Pakistan mulai memanas, setelah tentara Pakistan pimpinan Jenderal Pervez Musharraf melakukan penyerangan bersenjata terhadap Masjid Merah di Islamabad, yang menyebabkan berakhirnya pendudukan militan atas masjid tersebut. Setidaknya 8 prajurit dan 60 militan termasuk ulama masjid tewas dalam pertempuran. Beberapa sumber juga menyebutkan korban tewas mencapai 200 orang, termasuk wanita dan anak – anak. Aksi kekerasan menentang pemerintah pimpinan Musharraf terus berlanjut hingga sekarang.

Musibah transportasi udara kembali terjadi pada bulan ini. Pesawat milik maskapai penerbangan Brazil TAM Airlines jatuh dan menabrak sebuah pompa bensin, serta sebuah gedung milik TAM sendiri, tak jauh sesaat setelah mendarat di landasan pacu Bandara Internasional Congonhas, Sao Paulo, Brazil. 176 penumpangnya tewas, dan sedikitnya 40 orang yang berada di darat ikut menjadi korban jiwa.

2007 memang tahunnya transportasi udara untuk berinterospeksi. Pada bulan September tragedi kembali terjadi setelah sebuah jet penumpang Thailand One-Two-Go milik yang mengangkut 130 orang terjatuh saat mencoba mendarat di tengah guyuran hujan deras, di bandara Phuket, Thailand, yang menyebabkan 88 penumpangnya tewas dan 42 lainnya terluka, termasuk 5 kritis. Pesawat ini dipiloti oleh seorang pilot berkebangsaan Indonesia, bernama Arief Mulyadi yang juga meninggal.

Tragedi dari sektor transportasi belum berakhir. Kali ini giliran situasi politik yang datang dari negara tetangga, Myanmar. Perjuangan demokrasi masyarakat Myanmar menentang junta militer menyita perhatian dunia karena mendapat perlawanan keras tentara dengan persenjataan lengkap. Ribuan bhiksu dan warga turun ke jalan menuntut penguasa junta Jenderal Senior Than Shwe untuk turun, dan membebaskan tokoh demokrasi Aung San Su Kyi. Junta militer merilis sebanyak delapan orang tewas dalam insiden berdarah ini, termasuk lima bhiksu dan seorang wartawan WN Jepang. Namun versi lainnya menyebutkan lebih dari 1.000 orang yang diduga sengaja dihilangkan atau dibunuh.

Di tahun 2007 climate change dan global warming menjadi salah satu isu yang sangat populer. Begitu juga dengan bencana yang disebabkan. Salah satu yang paling banyak menelan korban jiwa terjadi di Bangladesh. Badai Siklon Tropis Sidr yang berlangsung beberapa hari di pertengahan November menyebabkan setidaknya 3.300 orang tewas, dan 5.000 lainnya terluka.

Perubahan iklim meningkatkan jumlah dan intensitas kejadian ekstrem, seperti banjir dan kekeringan. Dan siklon tropis Sidr adalah salah satu yang sangat berbahaya, karena energi yang merusaknya berupa angin berkecepatan tinggi, hujan deras, badai petir yang seringkali disertai banjir, tornado, dan tanah longsor. Dari data yang dicatat Munich Re (sebuah perusahaan re-asuransi terbesar kedua di dunia - red) sebanyak 950 bencana alam terjadi di dunia yang disebabkan perubahan iklim selam 2007, dengan kerugian mencapai 75 milyar dollar AS, dan 20.000 korban jiwa.

So, what we facing in 2008 ?? Jelas, tanpa ada konsultasi dengan cenayang atau peramal, tragedi politik seperti Bhutto, perubahan iklim yang terus mengancam, dan kecanggihan teknologi pesawat terbang yang masih banyak gagalnya pasti masih akan terus menghantui 2008.

And, what we have to do ?? Interospeksi bagi yang merasa bertanggung jawab, dan berdoa bagi yang masih merasa berada di tengah – tengah semua tragedi itu.

Good bye 2007, good bye tragedies !! Hope it wouldn’t happen in 2008 !!